Jumat, 01 April 2011

KEMATIAN BOCAH KALAP

 Aku datang dengan pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian (pasukan Romawi) mencintai kehidupan

Khalid bin Walid kepada Pasukan Romawi


Final Destination, Sebuah film yang mengisahkan tentang seseorang yang dikejar kejar oleh kematian . Menjadi mengerikan kalau kita terhindar dari proses kematian melalui serangkaian kejadian  namun akhirnya  kematian menghampiri kita  dengan cara yang kita  tidak pernah, dan tak akan pernah kita mengerti .
Lelly seorang pendidik disebuah sekolah ternama di Ibukota propinsi, berdiri kaku, gemetar ketakutan. Dihadapannya membujur kaku sahabatnya, Mira, karena sebuah kecelakaan. Air mata tumpah tak sanggup membangkitkan jenazah  sahabatnya.

Pagi itu seperti  pagi sebelumnya, Mereka berangkat ke tempat mengajar bersama sama. Mira selalu menjemput Lelly dengan sepeda motor. Namun pagi itu Lely merasakan penyakit yang dideritanya, migrain akut, membuat dia menghubungi Mira " Dik ,katanya, aku ditinggal saja . Beritahukan kepada kepala sekolah bahwa aku tidak dapat mengajar. Aku agak nggak enak badan." 
Mira diseberang bertanya, "ada apa, Mbak ? . Kamu kambuh lagi ya. Mau ke dokter ? "
Lelly pun mengatakan bahwa ia ingin pulang ke kampung untuk  istirahat sehari dua
Meski sedikit pusing Lelly menyiapkan segala sesuatu untuk kepulangannya. Dia memesan tiket bus jurusan Bandung untuk keberangkatan esok hari. Sore harinya dia meminta kakak sepupunya untuk mengambil ticket sekaligus  mengunjungi dokter. 
Ticket sudah ditangan, dia mendaptkan tempat duduk sesuai pesanannya. Nomer empat, persis dibelakang bapak sopir. Dalam perjalan ke dokter, suara HP berdering. Suara Ibu Suci, teman mengajarnya, '" hallo, suara dari seberang, bu Lelly? "
"Ya, ada apa bu ? tanyanya, Ibu ditunggu teman teman di RSUD , sambungnya, Ibu Mira kecelakaan tadi pagi "
Lemas seluruh sendinya, Ibu Mira teman dekatnya kecelakan . ' Ya , saya segera kesana" Jawabnya
Lelly meemohon kakak sepupunya  melaju ke RSUD. Rusuh hatinya,  Semoga Mira tidak mengalami kejadian yang serius.Tadi pagi Mira mengajak berangkat bersama ke sekolah.
Di serambi RSUD lelly menanyakan ruangan tempat Ibu Mira dirawat " Ibu, saya sudah didepan RSUD ? "  Dari HP ibu Suci terdengat suara sesenggukan. Lelly  bertambah cemas ." Di Ruang apa  bu.?" Masih dengan sesunggukan  Ibu  Suci berkata lirih, Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Rojiun "
Lely pun terduduk lemas di serambi RSUD.
Keterkejutan Lelly berlanjut. Selepas mengantar  kepergian sahabatnya. Lelly duduk termenung. "Alhamdullilah, aku masih diberi umur panjang. Seandainya aku berangkat bersama Mira pagi itu ,bisa jadi aku sudah tak bernyawa lagi.  Mira yang selalu  menampung segala keluh kesahnya. Mira yag mengajari bagaimana bersikap sabar dan tawakal menghadapi penyakitnya. Mira , sahabat yang siap menjemput dan mengantar kemanapun dia pergi. 
"Permissi, Maaf apa benar ini alamat Ibu Nur  Laily" Seseorang dari balik pagar mengejutkan lamunanaya.
" Ya, benar, Jawab Lelly, apa yang bisa saya bantu ?"
"maaf, saya bisa bertemu dengan Ibu atau saudaranya Ibu  Nur Laily " Lelaki itu bersungut sungut , seakan ada hal yang penting yang ia ingin sampaikan.
Curiga Lelly  balik bertanya, "ada apa ?,  Ibu sedang pergi , Leely berbohong, nanti saya sampaikan pesan bapak."
"Aduh , gimana ya, lelaki itu sedikit cemas , sambunya, saya dari PO Niagara . Pagi ini , Menjelang subuh terjadi kecelakaan PO Niagara jurusan Bandung. Sebelumnya saya minta maaf, kecelakaan itu terjadi selepas kota Girebon." Empat belas orang meninggal dunia"
Leely mulai bisa menebak maksud kedatangan orang ini namun  kepalanya mulai berkunang kunang
Lelaki itu meneruskan" Salah Satu korbanya adalah  Ibu Nur lalily. Itu bedasatkan manifest penumpang di PO kami. Lely melihat laki laki itu  tertunduk sementara kepalanya terasa berat, dadanya berdegup kencang, napasnya putus putus mencari oksigen . Dia berusaha unuk tidak terjatuh dengaan bersandar pada pintu pagar  namun dia tak kuat menahan rasa pusingnya . Lelly pun jatuh tak sadarkan diri.


Toni, kakak keponakan Lelly, komat kamit sebisanya mengucapkan doa. Dokter telah memutuskan untuk melakukan operasi di kepala Lelly. Ditemukan dua benjolan di bagian depan dan belakang otak  Leely. Dihadapan, Lelly , adik keponakannya terbaring lemas. Matanya nanar menatap kosong.
"aku nggak apa apa, kan ?" tanyanya pelan, hampir tak bersuata." Ibu sudah di beri tahu ?"
Toni tak sanggup membayangkan betapa  terluka adiknya. Dia memutar membelakangi adiknya " ya Allah , cobaan apa lagi yang Engkau timpakan kepada adikku ini" keluhnya dalam hati. Barusan dia diberi kabar dari Cikeusik. Berita itu sungguh tak masuk akal. Kedua orang tua Lelly,  Om serta Tantenya meninggal secara mengenaskan karena kerusuhan sara.  Rumah omnya dibakar oleh sekelompok orang .
Seandai Leely jadi pulang, bisa jadi Lelly menjadi korban dari orang orang yang tak berperi kemanusian itu.
Tony terisak tak bisa menjawab. Matanya merah, perasaan tak karuan, sedih, marah, haru bercampur jadi satu. Bagaimana orang yan karena  berbeda keyakinan bisa menghukum dengan membunuh secata kejam.


"Kamu, Toni ? asik kepnakan    Nur laelly? " Tanya seorang dokter membuyarkan lamunanya. Toni melihat dua tang dokter sedang berbicara dengan Lelly. Salah saru dari mereka bahkan  menjulurkan kepala ke telinga Lelly. Toni tidak bisa mendengar apa yang meraka bisikan. Sementara seorang "dokter"  berdiri dihadapanya. Bagaimana dokter ini bisa tahu namaku, pikirnya.
" Kamu boleh beristirahat dulu. Biar Ibu Lelly kita urus, katanya lagi, kami tahu Bu lelly tidak punya saudara. Disini sebatang kara. Kedua otang tuanya entah dimana ."
Tony merasakan capai yang luar biasa. Ia sudah dua malam menemanu Lely di Rumah sakit.  Ia melihat dokter itu berbicata dengan halus. Perawakanya  sedang, wajahnya bersih.
"Silakan , kamu sujud dulu.  Musholla  disebelah sana "katanya sambil menunjukan arah.
Bagai disuruh sang majikan  Toni berjalan gontai menuju ke Musholla rumah sakit. Dia saempat melirik Lelly yang seperti tertidur.


Di Musholala Toni mendirikan shalat kemudian berdoa untuk keselamatan adikya, Lelly. Pikiranya menghubungkan peristiwa yang menimpa adiknya. Tentu bukan kebetulan. Tangan Tuhan telah bermain disini. Mita meninggal secata mengenaskan karena kecelakaan. Bus PO Niagaea yang seharusnya membawa Lelly kembali ke Cikeusik mengalami kecelakaan. Sungguh beruntung Lelly tidak pergi kesekolah dengan Mita dan membatalkan pulang kampung. 
Menunggu oprasi , Toni sesekali melihat adiknya terbaring  tak berdaya. Pantas saja dia sering mengeluh pusing tak tertahankan. Dua benjolan di otaknya bisa jadi penyebab sakit Lelly. Semoga dokter dokter itu berhasil melakukan operasi, harapnnya.
Toni selesai sujud Shallat dan bergegas ke ruangan dimana Lelly dirawat. Dia merasa tak enak, sungkan, menbiarkan Lelly sendirian. Walau mungkin dokter dokter yang baik hati itu masih mengecek keadaan Lelly. Di sudut menuju kamar Lelly, dia melihat tiga dokter yang tadi memeriksa Lelly  keluar dari ruangan. Dia heran kenapa  mereka tahu namanya. Toni sempat berpapasan dengan dokter dokter itu. Tak ada pembicaraan diantara mereka bahkan juga tdak menyapa Toni. Mereka hanya tersenyum tipis dan melangkash meninggalkan Toni.


Toni membuka ruangan Lelly. Dia melihat Lelly tidur. dengan hati hati, takut membangunkan Leely. dia mendekat. Mengamati Lelly tidur manis dengan bibir tersungging senyum.  Namun ... Toni tak melihat dada Lelly yang naik turun. Oh jangan..... jangan. Toni secepat rifleks sudah berdiri disamping Lelly. Tangannya dengan cepat menempel di dahi Lelly,sedikit hangat. Ke cuping hidung . Ngaak ada  proses pernafasan yang keluar. Dia pegang pergelangan tangan dan mencoba merasakan denyut nadi adik keponakanya . Oh Tuhan .... 
"Adik jangan pergi  ....... jangan perg...... tidaaak ! ". Toni berteriak terisak isak





0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger