Rabu, 09 Maret 2011

Merpati Bocah Kalap


Burung Merpati memang burung yang elok dengan bulunya yang berwarna coklat sedikit bercampur putih atau putih telor dan juga warna lainnya. Sendiri atau bersama sama kita tergoda untuk mendekat dan dibuat sedikit anyel  karena tingkahnya. Mendekat untuk mengambil makanan, jagung maupun sejumput beras, kemudian dia terbang  mengelak untuk kemudian kembali mengambil umpan kita. 

Tersebutlah di kampung yang temboknya saling berdempetan, seorang bapak yang memelihara sepasang merpati. Sejoli merpati itu sungguh jinak dan membuat semua tetangga asyik bermain ketika pagi datang maupun menjelang petang. Tak ketinggalan Ibu ibu juga dibuat senang karena sisa sisa nasi dapat  diberikan pada sejoli itu sambil ngobrol menunggu tukang sayur datang.

Entah karena makanannya sedikit berlimpah ditambah dengan kasih sayang dan perhatian sepenuh hati dari para tetangga, seioli merpati itu menemukan tempat yang pas untuk menyalurkan serta mengekspresikan cinta mereka. Tentu para tetangga tidak ada yang menduga sejoli merpati itu lepas cinta dan menghasilkan tak hanya tiga ekor merpati muda namun  tiba tiba kampung yang sudah sumpek itu menjadi penuh dengan merpati merpati.

Merpati yang elok itu kini jadi penyakit. Jelasnya merpati yang lebih dari dua puluh ekor kemudian memakan habis tak hanya sisa nasi para ibu  namun juga masuk kedalam rumah dan menyebarkan tai dan juga bulu bulu halus yang beserakkan .
Bapak bapak juga beralih menjadi jengkel pasalnya genting dan langit langit rumah mereka menjadi rusak karena ulah merpati merpati tsb.

Rapat di gardu kampung itu pun kemudian menyepakati untuk memberi peringatan kepada si empunnya agar mengurangi merpati peliharaannya sukur sukur menjual semuanya. 
Alih alih menerima tawaran dari para tetangga, Si bapak malah beradu mulut dengan menyalahkan tetangga yang katanya kurang pekerjaan dengan mengurusi hal yang sepele.
Sekali, dua kali utusan dikirim namun tetap tidak mendapatkan respon yang baik.

Bapak bapak, ibu ibu dan seluruh kampung kemudian menjadi sesal tak berkesudahan karena suatu siang  sebuah truk berhenti dimulut gang dan beberapa orang turun kemudian menuju ke rumah si empunya burung merpati dan menggotong almari , kursi , ranjang dan semua peralatan  rumah termasuk beberapa ekor merpati dan sangkar sangkarnya . Dalam sekejap rumah itu kemudian menjadi kosong.

Selidik punya selidik si empunya  merpati itu memutuskan untuk pindah ke  kampung lain.

Malam sebelumnya, masih digardu kampung itu digagaslah rencana sedikit gila yakni dengan mencuri beberapa ekor merpati, menyembelih dan  menyebarkan semua bulu merpati tsb dihampir semua  pojok rumah siempunya.

Hasilnya sungguh diluar dugaan  semua orang yang telibat dalam  kospirasi tsb .
Kini mereka hanya menjumpai sebuah rumah tertutup rapat dan tulisan  menempel dijendela
RUMAH INI DIJUAL


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger